Rana Informasi - 2 Lokalisasi di Surabaya Yang di Tutup Oleh WAL-KOT Surabaya |
2 Lokalisasi di Surabaya Yang di Tutup Oleh WAL-KOT Surabaya
Rana Informasi, Jakarta - Ingat momen penutupan Gang Dolly? Penutupan tempat prostitusi di Surabaya, Jawa Timur itu mengundang banyak perhatian faksi.Baca Juga : KPK Himbau Ajudan WALKOT Medan Menyerahkan DiriBanyak protes serta penampikan memberi warna usaha penutupan Gang Dolly. Pada akhirnya, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) sukses tutup ruang pekerjaan prostitusi itu pada 18 Juni 2014.
Tidak hanya Gang Dolly, Risma tutup beberapa ruang prostitusi di Surabaya. Sekarang beberapa tempat itu telah berubah jadi rumah masyarakat atau tempat usaha.
Tersebut narasi penutupan ruang prostitusi yang dikerjakan Risma sebelum Gang Dolly yang Liputan6.com kumpulkan dari Cerita, Perjuangan, serta Ide Tri Rismaharini karya Ervina Pitasari, dicatat Kamis (17/10/2019):
1. Dupak Bangunsari
Dupak Bangunsari ialah ruang prostitusi yang pada akhirnya ditutup oleh Risma pada 2012. Penutupan ini memetik protes serta penampikan dari beberapa faksi, walaupun tidak sekitar Gang Dolly.
Casino Online IndonesiaDupak Bangunsari telah ada semenjak tahun 1960-an. Terletak bersisihan dengan Pelabuhan Tanjung Perak. Ini membuat beberapa orang yang singgah ke tempat ini sesudah lakukan perjalanan laut.
Tempat Bangunsari tidak jauh dengan pemukiman masyarakat. Wisma paling banyak yang berada di sana saat itu ada di RW IV Kelurahan Dupak. Prosentase wisma sampai 80%. Ini membuat masyarakat untuk tempelkan tulisan “Rumah Tangga” supaya tidak dimasuki lelaki hidung belang.
Masyarakat ditempat sebetulnya telah cemas dengan ada Dupak Bangunsari semenjak awal tercipta. Usaha untuk tutup ruang prostitusi itu telah dikerjakan oleh masyarakat semenjak tahun-70an.
Ada banyak usaha yang masyarakat kerjakan atas keresahannya pada Dupak Bangunsari semenjak 70-an. Masyarakat ditempat membuat masjid besar antara lokalisasi itu yang mendapatkan pertolongan dari instansi agama. Diluar itu, dibangun juga sekolah agama untuk anak sekolah yang tumbuh di ruang itu.
Sepanjang sekian tahun , beberapa pemuda ditempat lakukan pekerjaan sosial bermaksud kurangi jumlahnya prostitusi. Pekerjaan sosial ini dikerjakan dengan damai tanpa ada kekerasan.
Usaha itu membuahkan buah yang baik. Jalinan di antara masyarakat serta PSK dan mucikari berjalan baik. Dikit demi sedikit, masyarakat mulai sadar da ntidak perpanjang kontrak wisma dengan mucikari.
Saat Risma berkunjung ke tempat itu untuk berdiskusi tentang penutupan, masyarakat seolah memperoleh kunci paling akhir buat harapannya. Pada akhirnya pada 21 Desember 2012, Dupak Bangunsari ditutup. Jika di keseluruhan, ada 163 PSK di 61 wisma serta 50 muncikari yang selanjutnya diatasi dan dialihprofesikan.
Sesudah tempat prostitusi itu ditutup, Pemkot Surabaya publikasi pada faksi yang terpengaruh. Pemkot memberi kompensasi dana pada semua PSK serta muncikari yang sudah kehilangan kerjaannya.
Diluar itu, masyarakat diberi kursus ketrampilan. Sekarang tempat itu diisi oleh panorama baru. Beberapa usaha produksi masyarakat seperti makanan paket, keset, hijab dan sebagainya penuhi tempat itu.
2. Tambaksari
Ruang prostitusi yang ditutup setelah itu Tambaksari. Ruang ini berada di Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan. Saat itu ada 90 wisma serta 20 cafe sebagai pekerjaan prostitusi dan 268 PSK serta 114 orang muncikari.
Tidak berlainan jauh dengan tempat prostitusi Dupak Bangunsari, sebetulnya masyarakat ingin tutup ruang prostitusi Tambaksari lama. Banyak pemuka agama dan tokoh warga yang diundang dengan teratur oleh pengurus RW.
Tidak itu saja siraman rohani baik pada PSK serta muncikari teratur dikerjakan 1x satu minggu. Pengurus RW membuat beberapa ketentuan berkaitan pekerjaan prostitusi. Jika ketentuan dilangggar, pengurus RW dan masyarakat akan tutup wisma jadi sangsi.
Casino Online IndonesiaPenutupan tempat prostitusi ini sah dikerjakan pada 28 April 2013. Sebelum sah ditutup, Risma lakukan pendekatan ke semua pihak berkaitan.
Pertemuan Risma dengan masyarakat serta PSK membawa hasil positif. Mereka setuju untuk tutup tempat prostitusi serta menggantinya dengan usaha lain.
Seiring waktu berjalan banyak wisma yang mengatakan berhenti operasi. Wisma itu selanjutnya bertukar jadi rumah rumah yang diikuti dengan plat tertulis “Rumah Tangga”.
Pada akhirnya 96 muncikari serta 352 PSK menyanggupi untuk tutup usaha. Diluar itu, 23 PSK pilih untuk pulan ke wilayah asal sesuai pilihan lain yang diberi Pemkot.
Sesudah penutupan Pemkot memberi beberapa pembinaan dari LSM dan Dinas Sosial supaya beberapa PSK serta muncikari bisa buka usaha baru. Risma sempat juga memberi dua mesin pencuci baru yang pada akhirnya berkembang jadi usaha penatu yang diurus PSK.
Tidak dilepaskan demikian saja, razia kombinasi masih seringkali dikerjakan di Tambaksari. Razia ini untuk pastikan supaya tidak ada masyarakat, muncikari, atau PSK yang masih tejebak disana.
1 comments so far
EmoticonEmoticon