Poker Online

Kamis, 17 Oktober 2019

KPK Imbau Ajudan WALKOT Medan Menyerahkan Diri

Rana Informasi - KPK Imbau Ajudan WALKOT Medan Menyerahkan Diri

KPK Himbau Ajudan WALKOT Medan Menyerahkan Diri

Rana Informasi, Jakarta - Komisi Pembasmian Korupsi (KPK) menyarankan pada Andika, ajudan Wali Kota Medan Teuku Dzulmi Eldin selekasnya menyerahkan diri ke Gedung KPK. Andika didapati bawa kabur uang Rp 50 juta yang disangka suap pada Dzulmi.
Baca Juga : Viral Jual Beli Ketombe di Magelang
"KPK menyarankan pada AND (Andika) seseorang ajudan, untuk selekasnya menyerahkan diri ke KPK serta membawa juga uang Rp 50 juta yang masih juga dalam penguasaannya," tutur Wakil Ketua KPK Saut Situmorang dalam temu wartawan di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (16/10/2019) malam.

Saut menjelaskan, Andika sempat kabur dari perburuan team pengusutan antirasuah waktu mengadakan operasi tangkap tangan (OTT) di Medan, Sumatera Utara. Serta, waktu kabur, Andika sempat ingin menabrak team pengusutan.

Andika kabur selesai ambil uang Rp 50 juta dari Kepala Dinas PUPR Medan Isa Ansyari. Uang itu adalah suap yang diberi Isa pada Dzulmi untuk menutupi ekses perjalanan dinas wali kota dan keluarga serta beberapa kepala dinas ke Jepang.
Casino Online Indonesia
Ekses perjalanan dinas itu sampai Rp 800 juta yang datang dari APBD.

Dalam masalah ini, KPK menangkap Wali Kota Medan Teuku Dzulmi Eldin jadi terduga masalah sangkaan suap berkaitan project serta jabatan. Tidak hanya Dzulmi, KPK menangkap Kepala Dinas PUPR Kota Medan Isa Ansyari, serta Kepala Sisi Protokoler Kota Medan Syamsul Fitri Siregar.

Penentuan terduga pada mereka bermula dari operasi tangkap tangan (OTT). Dalam OTT itu, KPK amankan sebagian orang di Medan, Sumatera Utara.

Mereka ialah Dzulmi, Syamsul, Isa, serta dua ajudan wali kota Medan, yaitu Aidiel Putra Pratama (APP), serta Sultan Solahuddin (SSO).

Wakil Ketua KPK Saut Situmorang menerangkan, sebelum tangkap mereka, team instansi antirasuah terlebih dulu memperoleh info terdapatnya keinginan uang dari Dzulmi untuk menutupi ekses perjalanan dinas wali kota bersama dengan barisan Pemkot Medan ke Jepang.

"Didapati wali kota membawa juga keluarganya pada perjalanan dinas itu," tutur Saut dalam temu wartawan di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (16/10/2019) malam.

Menurut Saut, Syamsul yang ikut juga dan diperjalanan dinas ke Jepang menyanggupi serta berupaya penuhi keinginan uang untuk menutupi ekses perjalanan dinas itu.

Syamsul selanjutnya mengontak beberapa kepala dinas di lingkungan Pemkot Medan untuk minta dana buat menutupi dana APBD yang awalnya dipakai diperjalanan dinas itu.

Selanjutnya pada tanggal 15 Oktober 2019, Isa bersedia memberi uang sebesar Rp 250 juta. Uang itu diberi lewat transfer sebesar Rp 200 juta serta Rp 50 juta diberi dengan tunai.

"Sesudah pastikan terdapatnya transaksi pemberian uang dari Kadis PU (Isa) ke APP, di hari yang sama team langsung bergerak untuk amankan beberapa orang berkaitan," kata Saut.

Selanjutnya, seputar jam 20.00 WIB team memburu AND, seseorang ajudan, sesudah ambil uang tunai Rp 50 juta di dalam rumah Isa. Tetapi team gagal amankan AND, sebab kabur sesudah berupaya menabrak team yang bekerja di lapangan.
Casino Online Indonesia
Team selanjutnya bergerak ke rumah Isa serta amankan Isa seputar jam 21.30 WIB. Kemudian, seputar jam 23.00 WIB team bergerak ke satu rumah sakit di Kota Medan dimana Dzulmi melakukan fisioterapi.

"Team selanjutnya amankan APP yang sedang mengikuti TDE (Dzulmi) di rumah sakit," kata Saut.

Pada Rabu (16/10/2019) pagi hari seputar jam 01.30 WIB, team bergerak ke arah kantor wali kota Medan serta amankan SSO dan uang tunai sebesar Rp 200 juta di laci kabinet di ruangan protokoler.

"Paling akhir team amankan Syamsul dirumahnya jam 11.00 WIB, Rabu, 16 Oktober 2019," kata Saut.

KPK, Selasa malam, tangkap tujuh orang di Medan tersebut tanda bukti berbentuk uang tunai Rp 200 juta.

Sumber : Liputan6


EmoticonEmoticon