Lembaga
layanan cuaca Inggris Met Office memberikan peringatan bahwa besok Jumat, 15
Maret 2019, akan terjadi ledakan besar sinar kosmik dari Matahari menuju Bumi.
Badai Matahari itu dapat melumpuhkan GPS, sinyal ponsel dan TV digital, seperti
dilansir laman express, Rabu, 13 Maret 2019.
Fenomena
tersebut merupakan hasil dari lubang berbentuk ngarai di atmosfer atas
Matahari. Celah panjang dan sempit di atmosfer Matahari, yang dikenal sebagai
lubang koronal, melepaskan rentetan sinar kosmik. Pakar peramalan cuaca luar
angkasa memperkirakan badai matahari akan mencapai Bumi.
Laman web
Space Weather menyatakan bahwa lubang akan berbentuk ngarai di atmosfer
Matahari menghadap Bumi, dan itu memuntahkan aliran angin matahari ke arah
Bumi. Fenomena yang juga disebut badai geomagnetik minor G1 tidak berbahaya.
Sebagian
besar, medan magnet Bumi melindungi manusia dari rentetan radiasi, tapi badai
Matahari dapat mempengaruhi teknologi berbasis satelit. Angin Matahari dapat
memanaskan atmosfer luar Bumi, yang menyebabkannya mengembang.
Ini juga dapat
mempengaruhi satelit di orbit, berpotensi menyebabkan kurangnya navigasi GPS,
sinyal ponsel, dan TV satelit. Selain itu, gelombang partikel dapat menyebabkan
arus tinggi di magnetosfer, yang dapat menyebabkan arus lebih tinggi dari
listrik normal di saluran listrik, mengakibatkan transformator listrik dan
pembangkit listrik meledak dan kehilangan daya.
Jumlah radiasi
yang lebih tinggi juga membuat orang rentan terhadap kanker. Met Office telah
memperingatkan bahwa masyarakat akan menghadapi badai Matahari yang monumental
di masa depan, yang dapat menghancurkan teknologi Inggris dan merugikan Inggris
hampir £ 16 miliar setara Rp 304 triliun.
Inggris tidak
cukup siap untuk badai matahari yang kuat, Met Office juga memperingatkan hal
itu kepada para menteri. Peramal cuaca percaya bahwa Inggris tidak memiliki
infrastruktur yang cukup untuk mempersiapkan diri menghadapi peristiwa semacam
itu.
"Kami
menemukan bahwa dalam 100 tahun, tanpa kemampuan peramalan cuaca luar angkasa,
Inggris bisa kehilangan produk domestik bruto £ 15,9 miliar (Rp 302,1 triliun),"
ujar seorang peneliti dari Met Office.
"Dengan
satelit yang ada, kemampuan perkiraan akan menurun di tahun-tahun mendatang,
jadi jika tidak ada investasi lebih lanjut, infrastruktur penting akan menjadi
lebih rentan terhadap cuaca luar angkasa".
Sumber
: Tempo.co
EmoticonEmoticon