Poker Online

Jumat, 07 Februari 2020

Keluarga Akseyna Yakin Pembunuh Anaknya Adalah Orang Dekat


Keluarga Akseyna Yakin Pembunuh Anaknya Adalah Orang Dekat

Rana Informasi, Jakarta - Lima tahun kemarin, jenazah Akseyna Ahad Dori diketemukan di Danau Kenanga, Kampus Indonesia (UI). Ia disangka dibunuh.
Baca Juga : Gambar Orang Yang Mencurigakan Saat Sebelum Akseyna Tewas
Tetapi, semenjak diketemukan pada 26 Maret 2015 sampai saat ini, polisi belum ungkap pembunuh mahasiswa S1 Jurusan Biologi, FMIPA Kampus Indonesia (UI) angkatan 2013 itu.

Ayah Akseyna, Kolonel Sus Mardoto, yakini pembunuh putranya adalah orang dekat.

Kepercayaan ini dilandasi oleh sehari-harinya serta pertemanan anaknya. Menurutnya, kegiatan setiap hari Akseyna berisi pekerjaan belajar, baik yang terkait dengan bagian studi yang ditempuh atau keagamaan.

"Pergerakannya tidak banyak. Aktivitasnya biologi, olimpiade, selanjutnya di pekerjaan keagamaan, di dalam rumah kos, serta perpustakaan," kata Mardoto waktu dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Rabu (5/2/2020).

Dengan deskripsi semacam itu, ia menyangka pelakunya tidak jauh dari lingkungan sekitar pertemanan Akseyna.

"Kami menyangka jika aktor tidak jauh dari seputar anak saya," tutur Mardoto.

Awalnya, Mardoto mengemukakan, keadaan kamar Akseyna sepanjang empat hari semenjak jenazah diketemukan di Danau Kenanga Kampus Indonesia pada Kamis, 26 Maret 2015 tidak steril.

"Senin, 30 Maret 2015 seputar jam 17.30 WIB, sudah beberapa orang sudah masuk kamar Ace menyusul pekerjaan penyidikan oleh faksi polisi yang baru diawali Senin, 30 Maret 2015 seputar jam 18.30 WIB," katanya.

Mardoto menyebutkan, beberapa rekan korban mendatangi kamar Aksyena seringkali. Serta, ada rekan Ace yang masuk ke kamar Ace serta bermalam di kamar itu pada Minggu malam, 29 Maret 2015.

Walau sebenarnya, tidak ada satu juga faksi keluarga yang pernah minta atau memerintah siapa juga untuk masuk serta bermalam di kamar Aksyena.

Hal tersebut didapati sesudah ibunda Ace sukses mengontak handphone Ace pada Minggu, 29 Maret 2015 malam. Waktu itu ibu Ace sempat bicara dengan satu orang yang akui jadi rekan Ace.

"Yang berkaitan mengatakan jika dia ada di kamar Ace. Kehadiran yang berkaitan di kamar Ace dilakukan bukan lantaran keinginan dari orang-tua," tutur ia.

Mardoto menjelaskan, sebagian orang yang disebutkan jadi rekan Ace ada di kamar Ace pada Senin, 30 Maret 2015 sampai polisi mulai masuk ke kamar itu untuk lakukan penyidikan ke kamar kos Ace seputar jam 18.30 WIB.

"Penyidikan sesudah saya memverifikasi jika jenazah yang ditemukan di Waduk Kenanga Kampus Indonesia itu ialah anak saya," tutur ia.

Menurut Mardoto, dengan adanya banyak orang yang sudah masuk ke kamar Ace, tidak ada seorang juga yang bisa jamin jika antara beberapa orang itu tidak lakukan suatu hal.

Waktu polisi datang, kamar telah dalam keadaan amburadul. Handphone serta laptop punya Ace telah dibuka serta diotak-atik, koper berisi beberapa barang serta pakaian sudah terbuka, buku-buku serta peralatan lain di meja belajar telah berantakan.

"Keadaan ini sangat mungkin beberapa hal berlangsung di kamar Ace, terhitung peluang beralihnya bentuk, letak, serta keadaan beberapa barang yang sebaiknya dapat jadi tanda bukti, terhitung pemunculan surat itu," jelas ia.

Masalah ini akan genap lima tahun pada 26 Maret 2020 akan datang. Sampai pimpinan Polresta Depok bertukar enam kali, masalah kematian Akseyna belum tersingkap. Masalah ini berlangsung semenjak waktu kepemimpinan Kapolresta Depok Kombes Ahmad Subarkah, selanjutnya bertukar ke Kombes Dwiyono, lantas Kombes Harry Kurniawan, Kombes Herry Heryawan, Kombes Didik Sugiarto, sampai Kombes Azis Andriansyah.

Awalannya, Akseyna disangka bunuh diri sebab stres. Hal tersebut berdasar info dari 15 saksi yang diperkokoh dengan penemuan di lapangan seperti keadaan jasad serta diketemukan sepucuk surat di dalam rumah kos Akseyna dengan tulisan, "Will not return for eternity, please don't search for existence, my apologies for everything."

Akan tetapi, tesis awal itu terpungkiri sesudah Polresta Depok menggandeng penyidik Polda Metro Jaya serta Bareskrim Polri untuk ikut menolong menginvestigasi masalah itu. Akseyna dinyatakan meninggal sebab dibunuh.

Sumber : Liputan6


EmoticonEmoticon